Kamis, 02 Juni 2011

Pengelasan 1G SMAW - Pelatihan di P4TK Malang

PENGELASAN KAMPUH V SMAW - POSISI 1G

Dalam dunia pengelasan, sambungan tumpul (Butt Joint) harus dikuasai dengan baik oleh seorang welder, karena dari beberapa sambungan dalam pengelasan, sambungan tumpul adalah yang paling banyak dilakukan selain sambungan sudut (Fillet Joint).
Salah satu jenis dari sambungan tumpul adalah kampuh V, nah, pada hari senin tanggal 30 Mei 2011, kami para peserta pelatihan melakukan pengelasan kampuh V posisi 1G, dimana pada hari sebelumnya kami telah melaksanakan sambungan T salah satu dari Fillet Joint.
"Caranya Gimana pak........." tanya pak Rohman kepada pak Tarkini.
"Bisa di contohin ga pak......." sahut pa Horlan juga
"Di modul ada kok....." jawab pak Tarkini instruktur kami, " Tapi akan saya jelaskan......" sambung beliau lagi.
Kampuh V dibuat dengan cara memberikan champer/kemiringan pada sisi plat atau bahan las dengan sudut tertentu, kira-kira 30 derajat sehingga total sudut menjadi 60 derajat. Ukuran plat yg kami gunakan adalah 10 x 200 x 300 mm.



Setelah persiapan bahan selesai, dilanjutkan dengan mengikat bahan las dengan las ikat atau tack weld pada kedua ujung benda las. Setelah di las ikat, plat sedikit dibengkokan sekitar 30 - 50, denga tujuan agar saat terjadi distorsi diharapkan plat kembali keposisi semula saat normal.




Setelah bahan siap, yang pertama harus dilakukan adalah membuat penembusan atau root pass, dimana pada penembusan ini saya menggunakan elektoroda E 7016, diameter 2,6 dan mesin las yang digunakan adalah mesin arus DCSP/DC- dan arus yang saya gunakan antara 50 - 60 Amper. Yang perlu diperhatikan pada penembusan ini adalah jarak elektroda jangan terlalu jauh dari permukaan pengelasan karena kalau terlau jauh, maka penembusan tidak maksimal atau bahkan tidak terjadi. Apabila hasil penembusan yang dilakukan meninggalkan terak pada pemukaannya, maka sebaiknya dilakukan perbersiahan dengan sikat kawat atau gerinda agar terak benar-benar tidak terdapat pada permukaan hasil las.






Gb. (a) Penembusan (b) Hasil penembusan seluruhnya

Setelah penembusan dilaksanakan, langkah berikutnya adalah pengisisan atau filler pass. Pada langkah ini, saya menggunakan elektroda E 6013 diameter 3.2 dengan mesin las DCRP/DC+. Arus yang saya gunakan antara 80 - 85 amper.Pada langkah ini, sebelum pengisian atau fill benar-benar dilakukan, saya melakukan hot pass. Hot pass sendiri adalah bagian dari filler pass, tetapi fungsinya lebih sebagai dudukan, atau memberikan permukaan yang rata, agar saat dilaksanakan pengisian menjadi lebih mudah dan maksimal serta dapat meminimalkan cacat las berupa slag conclussion. Setelah melakuakan hot pass, selanjutnya melakukan filler pass dimana pada langkah ini diharapkan kampuh terisi denga baik dan rata, dan usahakan agar pengisiannya maksimal lebih kurang 1 mm dibawah bibir kampuh, jangan sampai melebihi bibir kampuh, karena itu akan menyulitkan penutupan atau caping pass nya.





Gb. (a) Pengisian (b) Pengisian setelah digerinda

Setelah selesai dengan filler pass, langkah selanjutnya adalah penutupan atau cover pass/caping pass. Pada langkah ini, kampuh ditutup agar tidak terlihat, dimana ketinggian dari caping dan lebarnya harus disesuaikan dengan petunjuk dari WPS, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan spesifikasi. Caping pass disini menggunakan mesin DC+ dengan pemakaian arus sekitar 70 - 75 amper, elektroda yang digunakan E 6013. Arus diturunkan dari pada saat pengisian, dengan tujuan terjadi agar rigi-rigi lasmenjadi cembung dan tidak terjadi cacat las terutama takik las atau undercutting. Sedangkan pemakaian elektroda E 6013, selain mudah dinyalakan, juga elektroda tersebut memiliki permukaan rigi las yang lebih halus dibanding E 7016 dan penembusannya dangkal.


Gb. Hasil penutupan

Begitulah langkah pengelasan sambungan tumpul kampuh V, karena hasil ini hanya dilakukan pengujian tak merusak (NDT) yaitu denga cara visual maka beberapa faktor yang dinilai adalah :
1. Permukaan/Caping, yaitu kerataan jalur las, tinggi las (reinforcement), lebar jalur, kehalusan rigi-rigi dan kerataan sambungan, serta cacat las
2. Penembusan/Root, yaitu tinggi penembusan, kerataan, cacat las, sambungan
3. Distorsi/kerataan benda las
Ternyata, sangat sulit untuk menghasilkan pengelasan sesuai dengan spesifikasi, tetapi semangat harus tetap dijaga seperti semboyan yang saya bikin sendiri “…Never give up till try,try, and try……..” selamat mencoba……!(lhf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Report: Antusiasme Guru Tanah Bumbu Belajar Menulis Artikel

Peserta langsung praktik menulis artikel Menyongsong hari Pendidikan Nasional yang tepat jatuh pada 2 Mei, Ikatan Guru Indon...