Bagi sobat
yang masih bingung tentang cara menggunakan alat ukur silinder bore gauge,
berikut ini saya coba share cara
menggunakan alat tersebut berikut cara menentukan keovalan dan ketirusan
silinder, silahkan disimak…..!
Bore
gauge adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter
silinder. Pada bagian atas terdapat dial gauge dan pada bagian bawah terdapat measuring point yang dapat bergerak
bebas. Pada sisi lainnya terdapat replacement
rod yang panjangnya bervariasi tergantung keperluan. Dalam satu set,
terdapat bermacam-macam ukuran reclacement
rod dengan panjang tertentu. Disamping itu juga terdapat replacement securing thread adalah
semacam mur pengikat yang fungsinya untuk mengunci agar replacement rod dan washernya tidak lepas pada saat bore gage
digunakan.
Pengukuran diameter
silinder dengan bore gauge memerlukan alat ukur lain yaitu mistar geser (
jangka sorong) dan mikrometer.
~ Cara menentukan replacement rod dan replacement
washer
Untuk menentukan berapa replacement rod dan replacement washer yang akan digunakan maka kita ukur terlebih dahulu diameter dalam silinder dengan menggunakan vernier caliper/jangka sorong. Dari hasil pengukuran tersebut kita bisa menentukan replacement rod dan replacement washer yang digunakan. Yang perlu diperhatikan dari hasil pengukuran adalah bila angka di belakang koma adalah lebih kecil dari 0,5 mm maka pembulatannya ke bawah. Namun jika angka di belakang koma lebih besar dari 0,5 mm maka pembulatannya ke atas.
Contoh :
Hasil pengukuran dengan jangka sorong : 51,20 mm (pembulatannya 51 mm)
Maka replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 1 mm
Hasil pengukuran dengan jangka sorong : 51,80 mm (pembulatannya 52 mm)
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 2 mm
Untuk menentukan berapa replacement rod dan replacement washer yang akan digunakan maka kita ukur terlebih dahulu diameter dalam silinder dengan menggunakan vernier caliper/jangka sorong. Dari hasil pengukuran tersebut kita bisa menentukan replacement rod dan replacement washer yang digunakan. Yang perlu diperhatikan dari hasil pengukuran adalah bila angka di belakang koma adalah lebih kecil dari 0,5 mm maka pembulatannya ke bawah. Namun jika angka di belakang koma lebih besar dari 0,5 mm maka pembulatannya ke atas.
Contoh :
Hasil pengukuran dengan jangka sorong : 51,20 mm (pembulatannya 51 mm)
Maka replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 1 mm
Hasil pengukuran dengan jangka sorong : 51,80 mm (pembulatannya 52 mm)
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 2 mm
Cara
pertama
1. Ukurlah
diameter silinder dengan menggunakan jangka sorong, misal diperoleh hasil
pengukuran : 75,40 mm
2. Pilih
replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut,
misal 76 mm.
3. Pasang
replacement rod pada bore gage.
4. Ukur
panjang replacement rod dengan mikrometer luar seperti pada gambar dibawah dan
usahakan jarum dial gage tidak bergerak, misal diperolah hasil pengukuran 76,20
5. Masukan
replacement rod kedalam lubang ( silinder ), goyangkan tangkai bore gage ke
kanan dan ke kiri seperti pada gambar sampai di peroleh penyimpangan terbesar (
posisi tegak lurus )
6. Baca
besarnya penyimpangan yang ditunjukan dial gage, misal diperoleh 0,13 mm
7. Besarnya
diameter silinder adalah selisih antara hasil pengukuran panjang replecement
rod dengan besarnya penyimpangan jarum bore gage. Jadi diameter silinder =
76,20 -0,13 = 76,07 mm
Cara
pengukuran ke dua
1. Ukurlah
diameter silinder dengan mistar geser, misalnya diperoleh hasil pengukuran :
75,40
2. Pilih
replecement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut,
misalnya 76 mm.
3. Pasang
replecement rod pada bore gauge.
4. Set
mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkan replacement rod antara avil dan
spindel mikrometer
5. Set
jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring
6. Masukkan
replecement rod kedalam lubang (silinder ), goyangkan tangkai bore gage ke
kanan dan kekiri sampai diperoleh penyimpangan terbesar ( posisi tegak lurus )
7. Baca
besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage.
8. Apabila
penyimpangan jarum dial gage :
a.
disebelah kanan nol : diameter silinder = 76 – penuimpangan
b.
disebelah kiri nol : diameter silinder = 76 + penyimpangan
Pada saat memasang dial gauge yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak lurus measuring point.
Spindle dimasukkan ke dalam batangnya kira-kira setengah dari langkahnya.
Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan measuring point.
Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak lurus measuring point.
Spindle dimasukkan ke dalam batangnya kira-kira setengah dari langkahnya.
Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan measuring point.
11. Cara menentukan ke ovalan silinder
a.
Pertama tentukan
sumbu X dan sumbu Y dari silinder (seperti pada gambar di atas)
b.
Kemudian
bagi silinder menjadi 3 bagian yaitu bagian atas (TOP), bagian tengah (CENTER),
dan bagian bawah (DEEP) (seperti pada gambar)
c.
Kemudian ukur
sumbu X dan Y dari masing-masing bagian
d.
Misalkan diperoleh
hasil pengukuran bagian atas (TOP) silinder sumbu X = 80.75 mm dan sumbu Y =
80.73 mm, maka keovalannya silinder bagian atas adalah 80.75 – 80.73 mm = 0.02
mm
e.
Lanjutkan pengukuran
untuk bagian tengah (CENTER) dan bagian Bawah (DEEP)
22.
Cara
menentukan Ketirusan Silinder
a.
Ketirusan adalah
selisih ukuran antara silinder bagian atas dengan silinder bagian bawah atau
sebaliknya
b.
Untuk menentukan
ketirusan silinder, bisa diambil dari keovalan masing-masing bagian pada TOP,
CENTER dan DEEP silinder
c.
Misalkan,
keovalan silinder bagian atas adalah 0.02 mm dan bagian bawah silinder adalah
0.01 mm, maka ketirusannya adalah 0.02 – 0.01 mm = 0.01 mm
Demikian cara penggunaan dan
pengukuran Cylinder Bore Gauge, selamat mencoba......!